Sejarah Kedatangan Bangsa barat di Indonesia

 Sejarah Penjajahan Indonesia


   Portugis adalah bangsa Eropa pertama yang datang ke wilayah Asia untuk melakukan perdagangan. Pada tahun 1511, bangsa Portugis memasuki wilayah perairan Indonesia. Laut merupakan kekuatan utama bangsa Portugis. Sejak abad ke-15 Portugis mulai mengembangkan teknologi maritim. Bahkan, para pelaut Portugis sudah menggunakan kompas dan peta portolan untuk mengarungi lautan. Tetapi bangsa Portugis berbeda dengan Belanda. Jika Portugis datang kesatu wilayah untuk mengambil rempah-rempah diwilayah tersebut. Akan tetapi ada jika ada perlawanan dari masyarakat maka mereka akan meninggalkan wilayah tersebut. 

   Kemudian bangsa Belanda datang ke Indonesia pada tahun 1600. Jika Belanda mereka akan melawan jika ada yang menentang mereka dan Belanda menguasai daerah tersebut. Kemudian pada tahun 1602 belanda mendirikan Vereenigde Oost-Indische Compagnie (disingkat VOC). Tujuan adanya didirakan VOC ialah untuk memonopoli rempah-rempah yang ada di Indonesia. 

   Namun korupsi, manajemen yang buruk dan persaingan ketat dari Inggris (East India Company) mengakibatkan runtuhnya VOC menjelang akhir abad ke-18. Pada tahun 1796, VOC akhirnya bangkrut dan kemudian dinasionalisasi oleh pemerintah Belanda. Akibatnya, harta dan milik (aset) VOC di Nusantara jatuh ke tangan mahkota Belanda pada tahun 1800. Namun, ketika Perancis menduduki Belanda antara tahun 1806 dan 1815, aset-aset tersebut dipindahkan ke tangan Inggris. Setelah kekalahan Napoleon di Waterloo diputuskan bahwa sebagian besar wilayah Nusantara kembali ke tangan Belanda.

   Pada tahun 1808 Gubernur Jendral Belanda, Herman Willem Daendels memperlakukan sistem Kerja Paksa. Kerja paksa berguna untuk   membangun jalan demi kemudahan transportasi yang mengangkut hasil rempah-rempah dan Militer. Hasil dari kerja paksa tersebut ialah jalan raya dari Anyer-Panarukan sepanjang 1.000 km. 

   Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch pada tahun 1828, memperlakukan sistem Tanam paksa, yaitu mengarahkan sebahagian keluaran pertanian setempat desa (20%) dikhususkan untuk dieksport khususnya kopi, teh, dan kakao. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asesmen Kompetensi Mimimum